Akhir-akhir ini saya sering menganggur di kosan. Jadwal kuliah longgar, Begitu pula dengan kegiatan di KSR. Donor darah masih minggu depan. Sebenarnya enak sekali punya waktu luang. Saya bisa main emulator PS1 sampai puas. Tetapi kalau begini terus waktu saya bisa terbuang sia-sia. Akhirnya terbesit keinginan untuk melakukan sesuatu yang baru: Mengajar!
Saya melihat banyak teman saya yang mengajar, baik SD, SMP maupun SMA. Baik melalui bimbel ataupun mandiri. Mereka bisa memanfaatkan waktu untuk kegiatan yang bermanfaat, berbagi ilmu dengan adik-adik sekaligus menambah penghasilan. Saya ingin seperti mereka. Bisa memiliki uang dari hasil kerja sendiri, sekaligus menjaga agar ilmu yang saya peroleh pada waktu sekolah tidak menguap begitu saja.
Akhirnya saya ceritakan keinginan saya pada Ibu. Kata ibu, yang penting tidak mengganggu waktu belajar. Saya ceritakan pula pada teman-teman. Sebenarnya ada banyak tawaran kalau mau mencari.
Senin siang, saya pulang kuliah pukul 13.30. Setelah salat di musala, saya menemui teman-teman KSR di taman CD. Ada Tika sang sekretaris, Suriadi sang koordinator donor darah, dan Ardi dari divisi Litbang. Lalu saya sendiri? Alhamdulillah saya ditunjuk sebagai komandan KSR. Dalam pertemuan itu, kami mengurus surat, stample, dan ngobrol2 ngalor ngidul persiapan donor darah.
Selesai rapat, Ardi bilang pada saya, "Eh, Kang, ko gelem ngajar ora? Aku ana tawaran kiye. Sekang bimbel. Ngajar cah kelas 2 IPS neng Ponjay. Mulai mengko wengi.Ngajar matematik karo akuntansi"
Seketika saya kaget, sekaligus senang. Inilah kesempatanku. Namun beberapa detik kemudian saya agak ragu karena saya sudah lama sekali tidak membuka buku matematika kelas 2 SMA. Saya pun memantapkan hati. Untuk materi akuntansi, InsyaAllah saya sanggup, karena saya sendiri merupakan mahasiswa STAN yang sudah seharusnya akrab dengan akuntansi. Sedangkan materi matematika, saya akan coba baca-baca lagi, mudah mudahan masih ingat.
Sore harinya, di kosan, tiba-tiba seseorang menghubungi saya. Namanya Bu Tari, pemilik bimbel privat LIA. Rupanya tadi Ardi langsung mengirimkan nomor saya pada beliau. Di telepon, Bu Tari meminta saya untuk mengajar, sebagaimana yang disampaikan Ardi tadi siang. Masalah fee, akan dirapel setelah pertemuan kedelapan. Karena saya belum berpengalaman, honor saya 30.000 per pertemuan. Sebenarnya honor tersebut terbilang kecil dibandingkan teman-teman saya yang rata-rata di atas 50.000. Tapi saya pikir wajar, saya masih baru, itung-itung cari pengalaman.
Bu Tari juga bercerita bahwa anak yang akan menjadi murid saya sebentar lagi menghadapi ulangan statistik.
Selesai bertelepon, saya langsung browsing di internet mengenai materi statistika dan peluang. Cukup rumit. Banyak sekali variasi soal, khususnya untuk bab Peluang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar